Wednesday 17 June 2020

Sayang

"Lain orang, lain love language."

"Ada yang open verbally."

"Ada yang implement action speaks louder than words."

"Yang datang dengan both package, action and words pun ada."

"Dan ada yang totally clueless verbally and practically. Because of upbringing, maybe? Boleh jadi memang betul-betul clueless, sungguhlah yang ini if they are truly important to you, show them how to love and they'll eventually learn from it." 

I wrote about this because someone asked me,

"Did Allah hate me? He hates me? Because seemingly now the people around me, I could feel the love is fading?"

"Aren't the love of others for us is the indication of Allah's love towards us?"

I was getting this question when I, myself, was questioning this too. One thing that I realized was that whenever I ponder about something, Allah mesti dan mesti akan hantar someone for me to comfort. Isunya pula adalah apa yang I pondered for quite some time. And while I'm comforting other people, the words that I uttered to them, is the words and the answer that I seek all this while. Kelakar kan? Jawapan untuk semua persoalan tu ada je selama ni dengan diri sendiri, dan bila ada yang datang bertanya, minta pandangan, baru kita sedar the answer dah ada all along. Hmm.

Jawapan masa tu,

Kasih sayang Allah tak correlate dengan kasih sayang manusia. Tak semestinya bila kita rasa manusia sekeliling kita tak sayang dekat kita, itu tanda Allah pun dah kurang sayang dekat kita. The fact that kita terfikir benda ni pun dah menunjukkan yang Allah is giving His attention to us. And kalau dalam kehidupan kita, normalnya kita tahu kan, kalau diberi perhatian itu maksudnya seseorang tu sayang dekat kita.

Rasa orang sekeliling dah tak sayang dekat kita? Boleh jadi, sebab Allah rindu. Maka dibiarkan orang sekeliling menyisih kita. Supaya kita berlari balik semula, dekat dengan Allah.  Boleh jadi Allah nak pupuk kesabaran kita. Nak bagi kita peluang untuk 'upgrade level'.

"Isn't He is the Most Merciful? Think of this way, He is watching you, waiting for you to come back."

Human are bound to make mistakes. Our dear one too. Maka, bersabarlah. Mungkin mereka sedang keliru, mungkin mereka lelah. Ada pelbagai kemungkinan dan hipotesis sebenarnya. Tetapi, membuat andaian tu berbahaya. First law of universe, ask, never assume. Tak pasti la first law ke law ke berapa, tapi itu common sense kan? Tak tahu, tanya.

And I would heavily highlight on loving yourself, first and foremost, and if Allah wills it, the love of others would add up on your already owned happiness.

Dan bersabarlah, sabar pun tanda sayang,

"Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang bersabar, iaitu orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali. Mereka itulah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmat-Nya." petikan surah Al-Baqarah ayat 155 hingga 157.

Penuhkan hati dengan rasa sayang pada Allah, inshaAllah itu dah lebih daripada cukup. Hati tu, terkadang rasa kosong, rasa tak cukup, rasa sunyi, bukan sebab apa pun, sebab kita jauh dari Allah. Allah tak pernah jauh dari kita. Allah adalah sebagaimana sangkaan hamba-Nya pada-Nya.

Talk to Him. He is near. Nearer than our jugular veins.

He always left me feeling amaze of the words He inspired in me. Like, I didn't know that I know this much until that moment happens. 

No comments:

Post a Comment